Subang, PelitaOnline – UNJUK rasa menentang rencana kenaikan harga BBM terjadi di mana-mana. Di Kabupaten Subang, Jawa Barat, massa yang tergabung dari berbagai elemen masyarakat, yaitu: Gerakan Pemuda Islam (GPI), Gerakan Mahasiswa Subang (GEMAS), Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), BEM Universitas Subang dan Forum Warga Mendesak DPRD Kabupaten Subang mengeluarkan surat penolakan kenaikan harga BBM secara resmi yang harus ditujukan kepada presiden SBY dan DPR RI.
Elemen masyarakat itu melakukan long march dari Wisma Karya ke gedung DPRD dan berakhir di Tugu Benteng Pancasila. Selain melakukan long march, para demonstran juga melakukan aksi teaterlikal di Tugu Pancasila.
Dalam aksi teatrikal itu, massa secara simbolis menulis surat dan meminta patung burung garuda yang berada di alun-alun Subang untuk menyampaikan surat ke Presiden SBY. Isi dari surat itu menyatakan bahwa seluruh rakyat kabupaten subang menolak tegas rencana kenaikan BBM.
Fauzan Faruqi Fasya, salah satu demostran yang juga merupakan petinggi GPI Subang mengecam rezim SBY yang neolib karena menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) sesuai harga minyak dunia yang tidak tidak pro rakyat.
“Kenaikan BBM ini tak sesuai dengan pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa seluruh kekayaan negara yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak harus di kuasai negara di gunakan untuk sebesar-besar nya kemakmuran rakyat,” tegasnya.
“Pasal 7a dan 7b UUD 1945 yang berisi syarat diberhentikannya presiden dan wakil presiden, bisa digunakan untuk menurunkan mereka kalau pemerintah tetap ngotot menaikan BBM Tanpa ada persetujuan DPR dan rakyat,” tambahnya.
Fauzan melanjutkan bahwa pasal tersebut bisa menjadi senjata untuk memberhentikan presiden karena dia telah melakukan perbuatan tercela, pengkhianatan terhadap negara dan sudah tidak sanggup lagi menjalankan pemerintahan.
Massa yang melaklukan aksi demonstrasi pada hari Kamis (22/03), siang tadi meneriakkan “La Ilaha Illallah, SBY musuh Allah karena suara rakyat adalah suara Tuhan.”